Mengapa Nge-gym Menjadi Tren Anak-anak Gen Z dan Milenial?

Dua orang segand ngegym

Dalam beberapa tahun terakhir, tren olahraga di pusat kebugaran alias nge-gym mengalami lonjakan pesat, terutama di kalangan Gen Z dan milenial. Pemandangan anak muda memadati gym, berbagi video workout di media sosial, hingga mengikuti program pelatih pribadi, kini menjadi bagian dari gaya hidup modern. Tapi apa sebenarnya yang mendorong tren ini?

1. Kesehatan sebagai Gaya Hidup, Bukan Sekadar Kewajiban
Generasi muda kini memandang olahraga bukan sekadar upaya untuk kurus atau berotot, melainkan bagian dari "living well". Studi dari Global Wellness Institute menunjukkan bahwa kelompok usia 18–34 tahun memiliki kepedulian lebih tinggi terhadap kesehatan holistik—termasuk fisik, mental, dan emosional. Nge-gym dianggap sebagai satu paket solusi untuk mengelola stres, menjaga bentuk tubuh, dan menciptakan rutinitas positif.

2. Estetika dan Budaya Visual di Media Sosial
Era Instagram, TikTok, dan YouTube telah melahirkan "fitfluencer", yaitu influencer yang menampilkan gaya hidup sehat dan tubuh ideal. Gen Z dan milenial yang tumbuh dalam budaya visual ini terdorong untuk membentuk identitas diri melalui citra tubuh yang “fit” dan aktif. Tak heran jika banyak anak muda yang nge-gym bukan hanya demi kesehatan, tapi juga demi konten.

3. Komunitas dan Rasa Kepemilikan
Gym masa kini bukan lagi sekadar tempat olahraga, tapi juga ruang sosial. Ada kelas HIIT, Zumba, hingga CrossFit yang membentuk rasa komunitas. Di tengah era digital yang kerap membuat orang merasa terasing, gym menjadi ruang nyata untuk membangun koneksi dan saling menyemangati. Bahkan, banyak yang merasa lebih termotivasi berolahraga karena atmosfer komunitas ini.

4. Kesadaran Mental Health yang Meningkat
Anxiety, burnout, dan tekanan hidup di usia produktif membuat Gen Z dan milenial mencari jalan keluar yang sehat. Aktivitas fisik seperti angkat beban, treadmill, atau yoga di gym terbukti dapat melepaskan hormon endorfin yang membantu memperbaiki mood. Olahraga bukan lagi hukuman, tapi terapi.

5. Aksesibilitas dan Fasilitas yang Kian Ramah Anak Muda
Dulu gym identik dengan eksklusivitas dan biaya tinggi. Kini banyak brand gym menghadirkan paket murah, sistem keanggotaan fleksibel, bahkan fasilitas 24 jam. Tak hanya itu, desain gym yang estetik dan Instagrammable juga menjadi daya tarik sendiri. Anak muda kini bisa nge-gym sekaligus merasa “on brand”.


Fenomena nge-gym di kalangan Gen Z dan milenial mencerminkan pergeseran nilai dan aspirasi generasi. Dari yang dulu mungkin melihat olahraga sebagai kewajiban atau hukuman, kini gym menjadi bagian dari ekspresi diri, perawatan mental, hingga simbol status sosial. Sehat bukan hanya kebutuhan—tapi juga gaya hidup dan identitas.

Komentar

PEOPLE.com

Sindikasi celebrity.okezone.com

KapanLagi.com

Kolom Iklan

Postingan Populer